Ulasan mengenai film, serial animasi, serta serial televisi yang sudah saya tonton.
Semoga dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan :D

Wednesday 8 April 2015

Pee Mak Phrakanong



















Pee Mak Phrakanong

Pee Mak Phrakanong merupakan film Thailand bergenre Drama, Horor, Comedy yang tayang perdana pada Maret 2013. Cerita film ini merupakan kisah turun-temurun tentang cinta seorang wanita terhadap suaminya yang abadi yang terjadi di suatu daerah bernama Phra Khanong, Thailand.














Diceritakan seorang wanita yang sedang hamil tua merasakan perutnya sangat sakit pada suatu malam, ia hanya sendiri di rumah tersebut tak ada seorangpun yang menemani, kemudian ia pun berusaha meminta pertolongan.














Di suatu tempat, nampak barak tentara dan para pejuang yang terluka. Pada barak tersebut tumbuhlah kisah persahabatan antara lima orang (Mak, Aey, Ter, Puak, dan Shin). Ter nampak terlibat adu argumentasi dengan para sahabatnya tersebut, ia sudah lelah dengan kondisi peperangan tersebut. Tiba-tiba Mak masuk dengan cara ditandu, kakinya nampak terluka.

Mak teringat akan istrinya yang sedang hamil tua dan sedang menunggu kehadirannya untuk menemaninya melahirkan anak mereka. Semua nampak semakin putus asa, kemudian Puak mulai membangkitkan semangat para sahabatnya tersebut dengan menceritakan perjuangan Raja Leonidas yang berperang hanya dengan 300 tentara saja tetapi Ter menyebutkan bahwa pada akhirnya mereka semua mati dalam peperangan tersebut, Puak nampak tidak mengetahui akhir cerita peperangan yang diceritakannya tersebut, tetapi ia tetap tidak menyerah memberikan semangat kepada rekan-rekannya tersebut dan akhirnya seluruh semangat dalam barak tersebut terbakar oleh orasi-orasi Puak.
















Akhirnya mereka semua kembali ke medan perang dengan semangat membara, tetapi nasib berkata lain, semangat saja tidak cukup untuk memenangi peperangan. Senjata yang mereka gunakan kalah canggih, mereka pun tumbang satu per satu.

Akhirnya mereka berlima berkumpul dalam sebuah parit untuk berlindung dari gempuran musuh. Mereka benar-benar sudah putus asa, kecuali Mak. Ia bersikeras untuk segera pulang menemui Nak Istrinya.















Setiap hari, Nak menunggu suaminya Mak pulang dengan gelisah. Ia selalu berdiri di dermaga memandangi sungai di depannya dengan menggendong Dang anak mereka dan memanggil nama suaminya Pee Mak.

Ada yang aneh dengan perilaku penduduk desa yang lain, mereka nampak mencemaskan sesuatu saat malam menjelang. Tidak ada penduduk desa yang berani keluar rumah jika malam menjelang.















Kelima sahabat tersebut memutuskan untuk pergi ke Phrakanong, tempat dimana Mak tinggal, dada Mak nampak masih kesakitan karena peluru yang dialamatkan kepadanya bahkan Aey masih terheran-heran Mak bisa selamat dengan luka parah yang ia dapatkan di medan perang.
















Saat mereka tiba di Phrakanong, Mak menyadari ada yang salah. Desa tersebut nampak sepi tak seorangpun terlihat berkeliaran. Saat Malam tiba, Mak akhirnya tiba di rumahnya dan akhirnya ia bertemu dengan Nak sang istri.

Mak kemudian memperkenalkan istrinya yang cantik itu kepada teman-temannya. Puak nampak terpesona melihat Nak. Karena hari sudah larut, Ter meminta izin untuk menginap, Puak nampak bersemangat dengan ide tersebut. Mak akhirnya mempersilahkan teman-temannya untuk menempati rumah Bibinya yang telah tiada. Rumah tersebut terletak di seberang rumah Mak. Mak sebenarnya sangat penakut, ia sangat takut terhadap hantu. Setiap Nak menggodanya dengan cerita hantu, Mak selalu bersembunyi di belakang Nak.















Keesokan harinya, saat mereka baru saja terbangun, Ter melihat sebuah perahu yang melintas, Ter lantas menanyakan apa itu, dan ternyata jawabannya adalah jasad para tentara yang gugur.

Shin juga merupakan seorang penakut sama seperti Mak, sejak mereka tiba di Phrakanong Shin sudah meresakan adanya keanehan di desa tersebut termasuk Nak.















Mereka memutuskan untuk berjalan-jalan di pasar desa tersebut, namun ada yang aneh dengan tingkah laku para penduduk desa tersebut. Mereka takut pada Mak dan tidak mau menjual barang mereka kepada Mak. Mak sangat heran dengan tingkah laku para penduduk tersebut sampai akhirnya Mak bertemu dengan bibi Priek yang menyatakan bahwa Nak sebenarnya sudah mati saat melahirkan Dang dan Dang juga tidak dapat bertahan hidup. Mak sangat kebingungan kenapa ia bisa menyatakan bahwa istri dan anaknya telah meninggal.

Malam harinya ketika mereka sedang berbincang (Aey, Ter, Shin, dan Puak) tentang kejadian yang mereka alami di pasar tadi siang, Shin mengatakan bahwa jika kita ingin melihat atau membedakan antara manusia atau hantu, berdirilah dengan kaki terbuka dan lihatlah makhluk tersebut diantara kedua kaki mu.














Karena hanya Shin yang tidak mabuk, maka ia lah yang disuruh untuk memanggil Mak agar mereka berlima dapat berkumpul dan berbincang. Sebelumnya Shin tertidur dan bermimpi bahwa ia disuruh memanggil Mak. Shin merasakan dejavu karena mimpinya tersebut. Alangkah terkejutnya Shin saat tiba di rumah Mak, ternyata rumah Mak sangat berantakan seperti rumah yang tidak diurus sekian lama.















Shin segera kembali ke rumah tempatnya menginap, nampak teman-temannya sedang mabuk, mereka nampak sedang menari dan bernyanyi. Tetapi kemudian Shin menghambur dan mengabarkan bahwa Nak adalah hantu tetapi teman-temannya tidak mempercayai perkataan Shin.














Keesokan harinya, tampak mereka berlima sedang bekerja bakti, Ter yang malas akhirnya mau tidak mau ikut membantu mereka. Saat Ter naik ke rumah Mak, ia melihat pemandangan yang sama dengan yang dilihat oleh Shin. Ter sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya, ia mulai berfikir bahwa apa yang dikatakan Shin benar adanya.














Ter ingat kata-kata Shin yang mengharuskannya melihat diantara dua kaki, Ter pun melakukannya ketika ia melihat Nak. Tetapi tidak terjadi apa-apa dan ia menyampaikannya kepada Shin, Shin pun heran kenapa metode tersebut tidak berjalan.














Ter kemudian pergi ke hutan untuk melakukan sesuatu, ketika ia menemukan sebuah gundukan tanah yang aneh, dan kemudian Ter mengetahui ada sebuah jasad yang terkubur di situ.















Ter sangat ketakutan, ia kemudian berlari pontang-panting dan menabrak sebuah sarang lebah. Akhirnya muka Ter di sengat lebah dan ia tidak dapat mengatakan kejadian yang dialaminya di hutan sebelumnya. Shin dan Aey benar-benar tidak mengerti dengan perkataan Ter. Saat Ter sedang menjelaskan wujud Nak yang sebenarnya, Nak dan Puak menghampirinya dan Ter pun tidak dapat mengatakan yang sebenarnya karena ketakutan.

Saat Nak pergi, Ter mencoba mencari cara agar teman-temannya mengerti perkataannya. Ter kemudian menuliskan apa yang hendak dikatakannya kepada teman-temannya tersebut. Saat Puak, Shin, dan Aey membaca tulisan ter, mereka semua sangat terkejut karena Ter menuliskan bahwa Nak sebenarnya adalah hantu.












Mak mengetahui kertas yang di tulis Ter, ia pun terkejut. Saat Mak mengkonfirmasi tulisan tersebut kepada Nak, Mak tampak sedikit marah, tetapi kemudian mereka saling berpelukan. Puak, Shin, Ter, dan Aey memperhatikan mereka dari rumah bibi Mak dan mereka terkejut melihat Mak memeluk Nak. Ketika Shin membaca kembali tulisan Ter, ternyata tulisan tersebut bukan menyatakan Nak adalah hantu tetapi menyatakan bahwa Nak buruk. Padahal sebelumnya tulisan tersebut menyatakan bahwa Nak adalah hantu.

Saat malam tiba, anak bibi Priek, Ping mendatangi rumah yang ditinggali Puak dan yang lainnya. Ia mengabarkan bahwa bibi Priek meninggal karena ia mengatakan yang sebenarnya kepada Mak tentang Nak, Puak dan Aey yang mendengarkan menjadi sangat ketakutan akan nasib Ter dan Shin yang sedang menuju ke rumah Mak untuk memberitahu kebenaran wujud Nak.















Puak dan Aey segera menuju rumah Mak untuk menyelamatkan Shin dan Ter, saat mereka akan kembali ke rumah yang mereka tinggali, Nak menahan mereka dan menyuruh Mak untuk mengundang mereka makan malam bersama.

Semua kecuali Mak tampak heran memandang meja makan, karena semua hidangan yang disajikan hanya berupa daun-daun kering, tetapi Mak nampak sangat berselera dengan semua hidangan aneh tersebut. Pada akhirnya, mereka terpaksa memakan daun-daun kering tersebut.















Setelah makan mereka kemudian bermain tebak kata, kemudian tiba Ter memperagakan sebuah kata, semua nampak kesulitan tetapi kemudian Ter menunjuk Nak dan dengan polos Shin menjawab dan jawaban Shin adalah baju orang mati semua nampak senang awalnya karena berhasil menjawab, tetapi beberapa detik kemudian mereka semua sadar dengan apa yang terjadi. Mereka semua langsung kabur, tetapi mereka mendayung perahu tersebut dengan panik, alhasil mereka hanya berputar-putar di depan rumah Mak.

Mak langsung mendatangi rumah yang ditinggali oleh teman-temannya, ia langsung mengusir mereka karena Mak fikir mereka berempat tidak ada bedanya dengan penduduk desa yang menyatakan bahwa Nak sudah mati.














Mak mengajak Nak ke pasar malam, ia mengenakan topeng agar orang-orang tidak menyadari kehadiran Nak. Mereka berdua tampak sangat bahagia.

Ternyata keempat teman Mak juga ada di tempat tersebut dan mereka bersembunyi di dalam rumah hantu untuk memberi tahu Mak kejadian yang sebenarnya. Mereka mencoba memisahkan Mak dengan Nak.

Setelah berhasil membawa Mak, mereka kabur dari tempat tersebut. Mereka berjalan melewati hutan, namun Mak keudian menegaskan bahwa istrinya masih hidup, ia pun hendak kembali kepada Nak. Mereka berempat kemudian mencari Mak, saat bertemu Mak, Mak sedang berceceran darah.













Ter berfikir bahwa Mak lah yang sebenarnya telah mati karena luka saat berperang yang diderita Mak sangat parah tetapi Ter kemudian berfikir bahwa mayat yang ia temukan di halaman belakang rumah Mak adalah mayat Nak karena cincin yang dikenakan mayat tersebut sama dengan yang dipakai oleh Nak. Tetapi Ter kemudian teringat bahwa itu merupakan cincin kawin dan Mak pasti juga menggunakannya. Ter kemudian segera mengecek tangan Mak, tetapi ternyata Mak tidak menggunakan cincin tersebut di tangan kanannya melainkan ia simpan diantara kalung yang ia gunakan.

Ter kemudian melempar Mak dengan beras, dan Mak menjerit kesakitan, Ter dan yang lainnya kemudian lari terbirit meninggalkan Mak karena mengira Mak lah yang sebenarnya sudah mati.












Ter dan yang lainnya kemudian menjemput Nak dan membawanya pergi dari rumah bersama Dang. Tetapi di tengah perjalanan, perahu mereka hampir tenggelam. Karena tidak ingin perahu tersebut tenggelam, mereka semua membuang barang-barang bawaannya termasuk dayung yang sedang mereka pegang. Puak memarahi Ter karena membuang semua dayung.

Ter melihak Pee Mak disebrang sungai, Mak kemudian menghampiri mereka. Tetapi karena sungai yang terlalu dalam, Mak nyaris tenggelam dan akhirnya berhasil di naikan ke perahu. Mak kemudian menjelaskan bahwa beras yang dilemparkan Ter masuk ke dalam luka tembak maka Mak kemudian berteriak kesakitan.












Mereka kemudian memutuskan untuk mendayung dengan tangan karena perahu mereka hampir tenggelam. Ter kemudian menendang Aey dari perahu karena cincin tersebut ditemukan di dekat Aey.














Tetapi kemudian Ter memberanikan diri melihat diantara dua kakinya dan terlihat lah wajah pucat Nak dan Nak memegang bahu Mak padahal tempat mereka duduk saling berjauhan. Sontak mereka semua terjun kedalam air dan berenang ke tepian kecuali Shin karena ia tidak dapat berenang. Tetapi karena takut akhirnya Shin melompat dan berenang sangat cepat. Mak menatap istrinya dengan wajah yang sedih.
















Mak tidak ingin meninggalkan Nak walaupun ia telah mengetahui bahwa Nak adalah hantu, Puak terpaksa membuatnya pingsan dan mereka pun membawa Mak ke sebuah kuil dan pendeta kemudian mengadakan ritual untuk mengusir setan.

Nak kemudian mendatangi mereka untuk mengambil suami yang sangat dicintainya kembali. Mak sebenarnya tidak keberatan jika istrinya berubah menjadi hantu karena ia pun sangat menyayanginya.














Karena kebodohan-kebodohan yang terjadi diantara mereka, beras dan air suci yang digunakan untuk mengusir Nak tumpah dan pendeta tertendang keluar dari benang suci dan mendarat tepat di hadapan kaki Nak.















Nak kemudian memadamkan semua lilin dan saat lilin kembali menyala mereka berempat sudah terbelit oleh benang suci yang sebelumnnya dipasang oleh pendeta dan pendeta tersebut melarikan diri karena takut.

Saat Puak, Shin, dan Ter ketakutan oleh sosok Nak, Aey menyeruak masuk dan menambah rasa takut Puak dan yang lainnya karena mereka fikir Aey telah mati tenggelam saat Ter menendangnya dari perahu. Tetapi Aey meneaskan bahwa ia bukan hantu.















Ter memutuskan untuk mendorong Puak yang masih basah oleh air suci yang tadi tertumpah ke arah Aey. Aey menjelaskan cincin tersebut memang diambil dari jasad yang terkubur di halaman belakang tersebut karena ia membutuhkan uang untuk berjudi.

Tetapi kemudian mereka menyadari bahwa Nak masih berdiri di tempat tersebut, dan saat mereka hendak kabur, semua pintu dan jendela tiba-tiba terkunci.














Saat mereka menyadari bahwa Nak hilang, ternyata Nak menggantung di langit-langit kuil tersebut. Ter dan lainnya kemudian berdebat bahwa tak seharusnya Nak berada di dunia ini, tetapi Nak hanya ingin hidup bersama Mak dan Nak menginginkan agar Mak pergi bersamanya.














Tangan Nak kembali memanjang untuk menghampiri Mak. Nak meminta maaf bahwa selama ini telah membohonginya. Tetapi Mak tidak merasa dibohongi oleh Nak karena sebenarnya Mak telah mengetahui bahwa istrinya tersebut telah meninggal, hanya saja ia pura-pura tidak tahu karena ia pun sangat menyayangi istrinya tersebut dan tidak ingin berpisah dengannya.














Mak pernah melihat diantara kedua kakinya ke arah Nak, dari situlah ia mengetahui bahwa Nak adalah hantu. Kemudian ia membuang jimat yang ia miliki agar Nak tidak merasa terganggu dengan keberadaannya.















Mak juga pernah menggali kuburan di belakang rumahnya yang tenyata adalah kuburan Nak. Mak pun selalu memakan daun kering yang ditaburi oleh ulat karena ia benar-benar menghargai usaha Nak. Mak pun tahu kondisi rumahnya yang sangat berantakan karena sudah ditinggalkan sekian lama, tetapi ia tidak memperdulikan hal itu asalkan ia bisa tetap berada di samping Nak istrinya.

Nak menangis mendengarkan penururan suaminya, Mak pun menegaskan bahwa ia ingin selalu bersama Nak selamanya. Nak menegaskan kembali bahwa bukankah Mak takut hantu, Mak menjawabnya dengan sangat bijak, bahwa ia memang sangat takut oleh hantu, tetapi ia lebih takut kehilangan Nak. Akhirnya semua teman Mak merestui agar Mak dan Nak kembali bersatu.













Mak dan Nak serta Puak dan yang lainnya akhirnya hidup bersama dengan bahagia. Secara keseluruhan, kisah Pee Mak Phrakanong sangat menarik, walaupun bergenre horor yang tentu saja akan membuat bulu kuduk berdiri tetapi diimbangi oleh komedi-komedi yang sangat menghibur dan hasilnya sangat memuaskan.