Pee Mak Phrakanong
Diceritakan seorang wanita yang sedang hamil tua merasakan perutnya sangat sakit pada suatu malam, ia hanya sendiri di rumah tersebut tak ada seorangpun yang menemani, kemudian ia pun berusaha meminta pertolongan.
Di suatu tempat, nampak barak tentara dan para pejuang yang terluka. Pada barak tersebut tumbuhlah kisah persahabatan antara lima orang (Mak, Aey, Ter, Puak, dan Shin). Ter nampak terlibat adu argumentasi dengan para sahabatnya tersebut, ia sudah lelah dengan kondisi peperangan tersebut. Tiba-tiba Mak masuk dengan cara ditandu, kakinya nampak terluka.
Mak teringat akan istrinya yang sedang hamil tua dan sedang menunggu kehadirannya untuk menemaninya melahirkan anak mereka. Semua nampak semakin putus asa, kemudian Puak mulai membangkitkan semangat para sahabatnya tersebut dengan menceritakan perjuangan Raja Leonidas yang berperang hanya dengan 300 tentara saja tetapi Ter menyebutkan bahwa pada akhirnya mereka semua mati dalam peperangan tersebut, Puak nampak tidak mengetahui akhir cerita peperangan yang diceritakannya tersebut, tetapi ia tetap tidak menyerah memberikan semangat kepada rekan-rekannya tersebut dan akhirnya seluruh semangat dalam barak tersebut terbakar oleh orasi-orasi Puak.
Akhirnya mereka semua
kembali ke medan perang dengan semangat membara, tetapi nasib berkata lain,
semangat saja tidak cukup untuk memenangi peperangan. Senjata yang mereka
gunakan kalah canggih, mereka pun tumbang satu per satu.
Setiap hari, Nak menunggu
suaminya Mak pulang dengan gelisah. Ia selalu berdiri di dermaga memandangi
sungai di depannya dengan menggendong Dang anak mereka dan memanggil nama
suaminya Pee Mak.
Kelima sahabat tersebut memutuskan untuk pergi ke Phrakanong, tempat dimana Mak tinggal, dada Mak nampak masih kesakitan karena peluru yang dialamatkan kepadanya bahkan Aey masih terheran-heran Mak bisa selamat dengan luka parah yang ia dapatkan di medan perang.
Saat mereka tiba di
Phrakanong, Mak menyadari ada yang salah. Desa tersebut nampak sepi tak
seorangpun terlihat berkeliaran. Saat Malam tiba, Mak akhirnya tiba di rumahnya
dan akhirnya ia bertemu dengan Nak sang istri.
Keesokan harinya, saat
mereka baru saja terbangun, Ter melihat sebuah perahu yang melintas, Ter lantas
menanyakan apa itu, dan ternyata jawabannya adalah jasad para tentara yang
gugur.
Mereka memutuskan untuk
berjalan-jalan di pasar desa tersebut, namun ada yang aneh dengan tingkah laku
para penduduk desa tersebut. Mereka takut pada Mak dan tidak mau menjual barang
mereka kepada Mak. Mak sangat heran dengan tingkah laku para penduduk tersebut
sampai akhirnya Mak bertemu dengan bibi Priek yang menyatakan bahwa Nak
sebenarnya sudah mati saat melahirkan Dang dan Dang juga tidak dapat bertahan
hidup. Mak sangat kebingungan kenapa ia bisa menyatakan bahwa istri dan anaknya
telah meninggal.
Karena hanya Shin yang tidak mabuk, maka ia lah yang disuruh untuk memanggil Mak agar mereka berlima dapat berkumpul dan berbincang. Sebelumnya Shin tertidur dan bermimpi bahwa ia disuruh memanggil Mak. Shin merasakan dejavu karena mimpinya tersebut. Alangkah terkejutnya Shin saat tiba di rumah Mak, ternyata rumah Mak sangat berantakan seperti rumah yang tidak diurus sekian lama.
Shin segera kembali ke rumah tempatnya menginap, nampak teman-temannya sedang mabuk, mereka nampak sedang menari dan bernyanyi. Tetapi kemudian Shin menghambur dan mengabarkan bahwa Nak adalah hantu tetapi teman-temannya tidak mempercayai perkataan Shin.
Keesokan harinya, tampak mereka berlima sedang bekerja bakti, Ter yang malas akhirnya mau tidak mau ikut membantu mereka. Saat Ter naik ke rumah Mak, ia melihat pemandangan yang sama dengan yang dilihat oleh Shin. Ter sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya, ia mulai berfikir bahwa apa yang dikatakan Shin benar adanya.
Ter ingat kata-kata Shin yang mengharuskannya melihat diantara dua kaki, Ter pun melakukannya ketika ia melihat Nak. Tetapi tidak terjadi apa-apa dan ia menyampaikannya kepada Shin, Shin pun heran kenapa metode tersebut tidak berjalan.
Ter kemudian pergi ke hutan untuk melakukan sesuatu, ketika ia menemukan sebuah gundukan tanah yang aneh, dan kemudian Ter mengetahui ada sebuah jasad yang terkubur di situ.
Ter sangat ketakutan, ia
kemudian berlari pontang-panting dan menabrak sebuah sarang lebah. Akhirnya
muka Ter di sengat lebah dan ia tidak dapat mengatakan kejadian yang dialaminya
di hutan sebelumnya. Shin dan Aey benar-benar tidak mengerti dengan perkataan
Ter. Saat Ter sedang menjelaskan wujud Nak yang sebenarnya, Nak dan Puak
menghampirinya dan Ter pun tidak dapat mengatakan yang sebenarnya karena
ketakutan.
Mak mengetahui kertas
yang di tulis Ter, ia pun terkejut. Saat Mak mengkonfirmasi tulisan tersebut
kepada Nak, Mak tampak sedikit marah, tetapi kemudian mereka saling berpelukan.
Puak, Shin, Ter, dan Aey memperhatikan mereka dari rumah bibi Mak dan mereka
terkejut melihat Mak memeluk Nak. Ketika Shin membaca kembali tulisan Ter,
ternyata tulisan tersebut bukan menyatakan Nak adalah hantu tetapi menyatakan
bahwa Nak buruk. Padahal sebelumnya tulisan tersebut menyatakan bahwa Nak
adalah hantu.
Puak dan Aey segera
menuju rumah Mak untuk menyelamatkan Shin dan Ter, saat mereka akan kembali ke
rumah yang mereka tinggali, Nak menahan mereka dan menyuruh Mak untuk
mengundang mereka makan malam bersama.
Setelah makan mereka kemudian
bermain tebak kata, kemudian tiba Ter memperagakan sebuah kata, semua nampak
kesulitan tetapi kemudian Ter menunjuk Nak dan dengan polos Shin menjawab dan jawaban
Shin adalah baju orang mati semua nampak senang awalnya karena berhasil
menjawab, tetapi beberapa detik kemudian mereka semua sadar dengan apa yang
terjadi. Mereka semua langsung kabur, tetapi mereka mendayung perahu tersebut
dengan panik, alhasil mereka hanya berputar-putar di depan rumah Mak.
Mak mengajak Nak ke pasar
malam, ia mengenakan topeng agar orang-orang tidak menyadari kehadiran Nak. Mereka
berdua tampak sangat bahagia.
Ternyata keempat teman
Mak juga ada di tempat tersebut dan mereka bersembunyi di dalam rumah hantu
untuk memberi tahu Mak kejadian yang sebenarnya. Mereka mencoba memisahkan Mak
dengan Nak.
Ter berfikir bahwa Mak
lah yang sebenarnya telah mati karena luka saat berperang yang diderita Mak
sangat parah tetapi Ter kemudian berfikir bahwa mayat yang ia temukan di
halaman belakang rumah Mak adalah mayat Nak karena cincin yang dikenakan mayat
tersebut sama dengan yang dipakai oleh Nak. Tetapi Ter kemudian teringat bahwa
itu merupakan cincin kawin dan Mak pasti juga menggunakannya. Ter kemudian
segera mengecek tangan Mak, tetapi ternyata Mak tidak menggunakan cincin
tersebut di tangan kanannya melainkan ia simpan diantara kalung yang ia gunakan.
Ter dan yang lainnya
kemudian menjemput Nak dan membawanya pergi dari rumah bersama Dang. Tetapi di
tengah perjalanan, perahu mereka hampir tenggelam. Karena tidak ingin perahu
tersebut tenggelam, mereka semua membuang barang-barang bawaannya termasuk
dayung yang sedang mereka pegang. Puak memarahi Ter karena membuang semua
dayung.
Mereka kemudian memutuskan untuk mendayung dengan tangan karena perahu mereka hampir tenggelam. Ter kemudian menendang Aey dari perahu karena cincin tersebut ditemukan di dekat Aey.
Tetapi kemudian Ter memberanikan diri melihat diantara dua kakinya dan terlihat lah wajah pucat Nak dan Nak memegang bahu Mak padahal tempat mereka duduk saling berjauhan. Sontak mereka semua terjun kedalam air dan berenang ke tepian kecuali Shin karena ia tidak dapat berenang. Tetapi karena takut akhirnya Shin melompat dan berenang sangat cepat. Mak menatap istrinya dengan wajah yang sedih.
Mak tidak ingin
meninggalkan Nak walaupun ia telah mengetahui bahwa Nak adalah hantu, Puak
terpaksa membuatnya pingsan dan mereka pun membawa Mak ke sebuah kuil dan
pendeta kemudian mengadakan ritual untuk mengusir setan.
Karena kebodohan-kebodohan yang terjadi diantara mereka, beras dan air suci yang digunakan untuk mengusir Nak tumpah dan pendeta tertendang keluar dari benang suci dan mendarat tepat di hadapan kaki Nak.
Nak kemudian memadamkan
semua lilin dan saat lilin kembali menyala mereka berempat sudah terbelit oleh
benang suci yang sebelumnnya dipasang oleh pendeta dan pendeta tersebut
melarikan diri karena takut.
Ter memutuskan untuk
mendorong Puak yang masih basah oleh air suci yang tadi tertumpah ke arah Aey.
Aey menjelaskan cincin tersebut memang diambil dari jasad yang terkubur di
halaman belakang tersebut karena ia membutuhkan uang untuk berjudi.
Saat mereka menyadari bahwa Nak hilang, ternyata Nak menggantung di langit-langit kuil tersebut. Ter dan lainnya kemudian berdebat bahwa tak seharusnya Nak berada di dunia ini, tetapi Nak hanya ingin hidup bersama Mak dan Nak menginginkan agar Mak pergi bersamanya.
Tangan Nak kembali memanjang untuk menghampiri Mak. Nak meminta maaf bahwa selama ini telah membohonginya. Tetapi Mak tidak merasa dibohongi oleh Nak karena sebenarnya Mak telah mengetahui bahwa istrinya tersebut telah meninggal, hanya saja ia pura-pura tidak tahu karena ia pun sangat menyayangi istrinya tersebut dan tidak ingin berpisah dengannya.
Mak pernah melihat diantara kedua kakinya ke arah Nak, dari situlah ia mengetahui bahwa Nak adalah hantu. Kemudian ia membuang jimat yang ia miliki agar Nak tidak merasa terganggu dengan keberadaannya.
Mak juga pernah menggali
kuburan di belakang rumahnya yang tenyata adalah kuburan Nak. Mak pun selalu
memakan daun kering yang ditaburi oleh ulat karena ia benar-benar menghargai
usaha Nak. Mak pun tahu kondisi rumahnya yang sangat berantakan karena sudah
ditinggalkan sekian lama, tetapi ia tidak memperdulikan hal itu asalkan ia bisa
tetap berada di samping Nak istrinya.
Mak dan Nak serta Puak dan yang lainnya akhirnya hidup bersama dengan bahagia. Secara keseluruhan, kisah Pee Mak Phrakanong sangat menarik, walaupun bergenre horor yang tentu saja akan membuat bulu kuduk berdiri tetapi diimbangi oleh komedi-komedi yang sangat menghibur dan hasilnya sangat memuaskan.